Minggu, 31 Maret 2019

SURGA BUKAN CERITA

(Sebuah tulisan bagus dari seorang asing yang memandang Indonesia dari luar)

SURGA BUKAN CERITA :

Musim dingin, ketika salju turun, di Eropa atau Amerika Utara, suhu bisa mencapai -minus 40 derajat celsius.
Artinya, kulkasmu masih lebih hangat.

Itulah saat semua tetumbuhan mati, kecuali pohon cemara.
Itulah saatnya darahmu bisa berhenti menjadi es ketika kamu keluar rumah tanpa pakaian khusus.

Musim salju adalah ketika manusia bertahan hidup dan beraktivitas yang mungkin, tanpa bisa berjalan jika tak ada bantuan peralatan dan teknologi.

Tanpa itu, akan mati kedinginan.
Dan ada satu periode dimana salju berbentuk badai, badai salju.
Terbayang apa yang bisa dilakukan selain bertahan hidup diruangan berpemanas..

Padang pasir. Begitu keringnya sampai sampai manusia yang berdiam disana membayangkan sungai-sungai yang mengalir sebagai surga.

Hanya ada beberapa jenis pohon yang bisa hidup dalam suhu bisa diatas 40 derajat celcius. Keringatmu bisa langsung menguap bersama cairan tubuhmu. Dan keberadaan air adalah persolan hidup mati. Sungguh bukan minyak.

Saya sungguh tidak mengerti ketika ada orang yang masih belum percaya bahwa Indonesia itu serpihan surga.

Cobalah kamu bercelana pendek, pakai kaos dan sandal jepit jalan-jalan di Kanada ketika musim dingin.
Atau jalan jalan dipadang pasir. Dijamin mati !!!

Disini, di negaramu, kapan saja, mau siang mau malam kamu bisa jalan-jalan kaosan tanpa alas kaki. Mau hujan mau panas, selamat !!!

Di Eropa, Amerika, paling banter kamu akan ketemu buah2an yang sering kamu pamer2in. Apel, anggur, sunkist, pier, dan semacamnya.
Di Timur Tengah paling kamu ketemu kurma, kismis, kacang arab, buah zaitun, buah tin.

Di Indonesia, kamu tak akan sanggup menyebut semua jenis buah dan sayuran, umbi2an, kacang2an, bunga2, rempah2, saking banyaknya.

Di Amerika, Eropa, kamu akan ketemu makanan lagi-lagi sandwich, hot dog, hamburger. Itu-itu saja yang divariasi. Paling banter steak, es krim, keju.

Di Timur Tengah ? Roti. Daging dan daging dan daging lagi.

Di Indonesia ? Dari Sabang sampai Merauke, mungkin ada ratusan ribu varian makanan. Ada puluhan jenis soto, varian sambal, olahan daging, ikan dan ayam tak terhitung macamnya.

Setiap wilayah ada jenisnya. Kue basah kue kering ada ribuan jenis. Varian bakso saja sudah sedemikian banyak. Belum lagi singkong, ketan, gula, kelapa bisa menjadi puluhan jenis nama makanan.

Dan tepian jalan dari Sabang sampai Merauke adalah garis penjual makanan terpanjang di dunia. Saya tidak berhasil menghitung jumlah penjual makanan bahkan untuk yang dari Kemayoran sampai Cempaka Putih saja.

Di Indonesia, kamu bebas mendengar pengajian, sholawatan, lonceng gereja, dang dut koplo, konser rock, jazz, gamelan dan ecrek2 orang ngamen. Di Eropa, Amerika, Timur tengah, belum tentu kamu bisa menikmati itu kecuali pakai head set.

Saya ingin menulis betapa surganya Indonesia dari segala sisi. Hasil buminya, cuacanya, orang2nya yang cerdas2 kreatif dan bersahabat, budayanya, toleransinya, guyonannya.

Keindahan tempat2 wisatanya dan seterusnya. Saya tidak mungkin mampu menulis itu semua meskipun jika air laut menjadi tintanya.

Saking tak terhingganya kenikmatan anugerah Allah ada pada bangsa ini.

Kamu tidak bisa mensyukuri itu semua ? Jiwamu sudah mati.=======
Sekian.

=====================

My note :

Janganlah surga kita ini kita hancurkan hanya karena nafsu berkuasa dan keserakahan serta ketamakan yang tiada batas.

Janganlah kehangatan persaudaraan yang dicontohkan oleh leluhur kita,  kakek-nenek kita dan para pendahulu kita, dihancurkan hanya karena kita merasa paling benar dan paling pintar.

Allah hanya mensyaratkan kamu semua bersyukur agar surga ini tidak jadi neraka. Bahkan andai kamu sering bersyukur maka nikmat2 itu akan ditambah.

Bersyukur itu diantaranya :
tidak merusak, menjaga alam lingkungan, sistem nilai, budaya asli, kebersihan dan semacamnya.

Jika kita merusak alam, alam akan berproses membuat keseimbangan dan keadilan.

Politik, berjangka pendek jangan sampai merubah surga ini jadi neraka. Jangan berkelahi.

Pandai2lah menahan diri seperti orang berpuasa. Jangan jadi pengikut orang2 yang haus kekuasaan dan ketamakan luar biasa.

Maka kenikmatan apa lagi yang hendak kita dustakan ?

MARI JAGA NKRI DEMI ANAK DAN CUCU !

Maka pilihlah dengan mata hati, pakai hati jangan cuma otak.
Negeri ini akan diwariskan pada anak cucu kita.
Renungkan dan berdoalah agar pilihan kamu ini akan menuntun negeri tercinta menjadi
negeri yang adil dan makmur, aman sentosa. Amin. Jayalah Indonesia tercinta !

Makasih ! 

Tikala Baru, 31 Maret 2019.

Kamis, 28 Maret 2019

KISAH HIDUP MANUSIA

Seorang anak berusia 24 tahun melihat keluar dari jendela kereta sambil berteriak :
"Ayah, lihat pepohonan itu seakan pergi ke belakang !"
Ayah tersenyum dan pasangan muda yang duduk di dekatnya, melihat perilaku kekanak-kanakan si anak yang berusia 24 tahun itu dengan kasihan.

Tiba-tiba ia kembali berseru :
“Ayah, lihat awan itu bergerak bersama kita !"

Pasangan ini tidak bisa menahan diri dan berkata kepada
orang-tua anak itu :
“Kenapa anda tidak membawa anak anda ke dokter yang hebat ?”

Orang-tua itu tersenyum dan berkata : "Saya telah melakukan itu dan kami baru pulang dari rumah sakit, anak saya ini buta sejak lahir, dia baru mendapat donor mata hari ini, dan ini pengalaman pertamanya melihat pemandangan indah begini. Maaf, biarkanlah dia begitu".

=======================

My notes :

Seringkali dengan mudah kita melontarkan kritik jelek pada
orang lain. Padahal kita baru saja bertemu dengan orang itu. Saat melihat penampilannya yang tidak sesuai dengan selera kita, kita langsung menilai jelek orang tersebut.

Kebiasaan menilai orang dari penampilannya sudah melekat dalam diri sebagian besar orang. Ketika, kita melihat orang yang berbeda dari kita, kita secara spontan mencibirnya, menganggapnya aneh, kemudian memandangnya remeh. Sebagai manusia, kita memang tempatnya salah dan lupa. Tak pernah berhenti membandingkan diri dengan orang lain. Kegiatan mencibir orang lain sepertinya sudah mendarah daging dalam diri manusia. Padahal kita tidak pernah tahu apapun tentang orang lain yang pernah kita sindir tersebut.

KITA TIDAK PERNAH TAHU APA SAJA PENDERITAAN YANG PERNAH DIA LEWATI DAN SEKERAS APA PERJUANGAN HIDUPNYA.

Mungkin mudah bagi sebagian orang menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja. Dia terlihat cantik, tampan, sukses, berbakat, dan kehidupannya pun tampak bahagia. Apa yang dimilikinya membuat mereka iri. Mereka melihat dia sebagai sosok yang sangat sempurna.

Tapi pernahkah kita berpikir bahwa semua yang dimilikinya saat ini diperolehnya dengan tidak mudah ? Kita bertemu dia hanya pada saat suksesnya saja. Kita tidak melihat betapa sulitnya dia berjuang dan banyaknya masalah yang harus dia hadapi seorang diri tanpa banyak mengeluh. Kalau kita mengetahui perjuangannya yang berat itu kita pasti gak akan berani mencibirnya.

Memang ada sebagian orang yang niatnya baik agar kita
menjadi orang yang lebih baik. Akan tetapi, tak sedikit pula yang hanya bisa mengomentari, menyindir hidup kita dengan kata-kata yang pedas dan menyakitkan hati. Jenis orang ini selalu tak suka dengan apa yang kita lakukan, apapun itu bentuknya. Yang dia cari hanyalah kesalahan-kesalahan kita.

Setiap orang di dunia ini memiliki sebuah cerita. Maka jangan menilai orang sebelum benar-benar mengenal mereka. Kebenaran mungkin mengejutkan kita. Jangan menilai isi buku hanya dari sampulnya.

"Orang lain hanya bisa mengomentari, tapi dirimu yang lebih tahu bagaimana kamu sebenarnya".

Jangan pernah lupa bahwa sunyi akan hadir saat matahari terbenam !
"Door duisternis tot licht", habis gelap terbitlah terang. (R A Kartini).
Sekian.


Tikala Baru, 28 Maret 2019.


Sabtu, 23 Maret 2019

JANGAN PERNAH BERHENTI BERBUAT BAIK

(Kisah nyata)
Suatu hari seorang anak lelaki miskin, merasakan lapar. Anak tersebut memutuskan untuk meminta makanan. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang gadis muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan, ia hanya berani meminta segelas air.

Gadis itu melihat dan berpikir bahwa anak ini pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu kepada anak itu untuk meminumnya. Setelah meminumnya  anak itu bertanya : "Berapa saya harus bayar untuk segelas besar susu ini ?"
Gadis itu menjawab : "Kamu tidak perlu membayar apapun, Ibu kami mengajarkan tidak menerima bayaran untuk sebuah kebaikan".
Anak itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata : "Dari dalam hatiku, aku berterima-kasih pada anda."

Sekian tahun kemudian, gadis muda tesebut sudah menjadi wanita yang cantik dan mengalami sakit yang sagat kritis. Para dokter di kota itu sudah tidak sanggup menanganinya. Mereka akhirnya mengirimnya ke kota besar, di mana terdapat dokter spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut.

Dr.Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia mendengar nama kota asal si wanita tsb, terbersit pancaran aneh pada mata Dr Kelly. Segera ia bergegas turun menuju kamar si wanita tersebut. Ia langsung mengenali wanita itu. kemudian kembali ke ruangan dan memutuskan melakukan upaya untuk myelamatkan wanita itu.

Mulai hari itu ia memberikan perhatian khusus pada wanita itu. Setelah melalui perjuangan panjang, akhirnya diperoleh kemenangan. Wanita itu sembuh !

Dr. Kelly meminta bagian keuangan rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihanwanita itu kepadanya untuk persetujuan. Dr. Kelly melihatnya dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar tagihan dan kemudian mengirimkan kekamar pasien. Wanita itu takut untuk membuka tagihan, ia sangat yakin bahwa ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil seumur hidup. Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan dan ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada pojok atas lembar tagihan. Ia membaca sebuah tulisan :
"Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu", tertanda Dr. Howard Kelly.

Air mata kebahagiaan membanjiri matanya.
Ia berdoa:
"Tuhan, terima kasih karena cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan tangan seorang manusia".

===============

Kisah nyata tentang Dr. Howard Kelly ini mengajarkan kepada kita, bahwa kita tidak akan pernah tahu apa yang bisa dilakukan oleh orang yang pernah kita tolong sebelumnya. Namun dengan ketulusan ingin membantu, bahkan memberikan lebih dari yang orang tersebut inginkan, niscaya kebaikan itu akan kembali menjadi sesuatu yang baik juga kepada kita. Tanamkan selalu kebaikan dalam pikiran dan tindakan kita, agar kita dapat menikmati buah dari kebaikan itu ketika tiba waktunya.

Tidak ada yang terlalu buruk untuk memulai hal baik. Sehingga seburuk apapun manusia, tetap berhak untuk melakukan perintah-Nya. Yaitu melakukan hal baik kepada sesama. Maka seburuk apapun keadaan, jangan pernah menyerah untuk memulai kebaikan. Karena sekecil apapun kebaikan, Allah pasti memberi ganjaran.

Tidak ada yang terlalu baik untuk berhenti dari berkebaikan. Karena kebaikan itu mulia. Dampaknya bisa selamanya. Membuat pelaku dan sekitarnya bahagia. Dalam kebaikan, jangan pernah merasa diri sudah baik sehingga kita lengah lalu berhenti darinya. Semoga dalam hal kebaikan, kita senantiasa diberi semangat untuk berusaha. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk teguh di jalan kebaikan. Karena kebaikan pula, berkah dan rahmat Allah turun tak terhingga.

Maka teruslah berbuat kebaikan. Tentu dengan niat tulus, tanpa mengharap imbalan. Tentu dengan landasan keikhlasan dan tanpa kebaikan itu disebut-sebutkan. Segera lakukan kebaikan mulai sekarang. Karena banyak orang yang menunggu kebaikan yang kita lakukan. Pada akhirnya, semoga kita semua selalu diistiqomahkan dalam berbuat kebaikan.

Tak ada yang terlalu buruk untuk memulai hal baik.
Tak ada yang terlalu baik untuk berhenti dari kebaikan.
Perhatian adalah bentuk kemurahan hati yang paling langka dan murni.
Berbagi itu Indah, Berbagi itu Bermanfaat !

Sekian.

Tikala Baru, 23 Maret 2019.

Jumat, 22 Maret 2019

KEBAIKAN TIDAK SELALU DENGAN RUPIAH

Sapaan lembut kepada saudara kita adalah kebaikan yang dapat menimbulkan rasa kebahagiaan.
Ucapan salam kepada saudara ketika bertemu adalah kebaikan yang menyemaikan kasih sayang.
Jabatan tangan kepada saudara saat bertemu dan berpisah dapat menggugurkan dosa-dosa.
Senyuman manis kepada saudara bisa menjadi sebuah sedekah.
Doa tulus kita untuk saudara adalah baik untuk kita juga.

Kebaikan itu tidak harus mewah dan berbalut permata.
Kebaikan itu banyak dapat dimulai dengan hal-hal sederhana yang semua orang bisa.
Kebaikan itu ketika kita selalu rendah hati kepada sesama.
Kebaikan itu memaafkan kesalahan orang yang pernah berbuat salah kepada kita.
Kebaikan itu hanya dimiliki oleh jiwa yang rendah hati.
Kebaikan itu akan melahirkan kebaikan lainnya.
Kebaikan itu akan membuat hati merasa lebih bahagia dan tenang.
Tak cuma bisa bermanfaat bagi orang lain,
Kebaikan itu juga membuat kita lebih menghargai diri kita sendiri.
Kebaikan itu tidak selalu dengan rupiah.

Mari berbuat baik sekecil apapun itu.
Sekian.

Tikala Baru, 22 Maret 2019.

Selasa, 19 Maret 2019

PUNCAK KESUKSESAN

Suatu pagi hari yang buta, terlihat seorang pemuda dengan tas di punggungnya tengah berjalan dengan tujuan mendaki ke puncak gunung yang terkenal. Konon kabarnya, di puncak gunung itu terdapat pemandangan yang sangat indah.

Ketika sampai di lereng gunung, terlihat sebuah rumah kecil
yang dihuni oleh seorang kakek tua. Setelah menyapa pemilik rumah, si pemuda segera mengutarakan maksudnya. “Kek, saya ingin mendaki gunung ini. Tolong tunjukkan jalur yang paling mudah untuk mencapai ke puncak gunung".

Si kakek dengan enggan mengangkat tangan dan menunjukkan tiga jari ke hadapan si pemuda, “Ada tiga jalan untuk menuju puncak gunung ini. Kamu bisa memilih sebelah kiri, tengah, atau sebelah kanan".

"Kalau saya memilih sebelah kiri…?” tanya si pemuda.

"Jalur sebelah kiri ada banyak bebatuan", jawab sang kakek pendek sambil berbalik masuk ke dalam rumah.


Si pemuda bergegas melanjutkan perjalanannya. Beberapa waktu kemudian, si pemuda terlihat kembali di depan pintu rumah sang kakek.

"Saya tidak sanggup melewati terjalnya batu-batuan", keluhnya. "Jalan sebelah mana lagi yang bisa aku lewati?”

Si kakek dengan tersenyum mengangkat lagi tiga jari tangannya sambil menjawab, "Pilih saja sendiri, jalur kiri, tengah atau sebelah kanan?”

"Hmmmm, jika saya memilih jalan sebelah kanan..?”

"Jalur sebelah kanan banyak semak berduri".

Setelah beristirahat sejenak, si pemuda kembali berangkat untuk mendaki. Tak lama kemudian, dia kembali lagi ke rumah si kakek. Sambil mengatur napas, si pemuda berkata, "Saya sungguh-sungguh ingin mencapai puncak gunung. Jalan sebelah kanan dan kiri telah kutempuh, tapi rasanya saya tetap berputar-putar di tempat yang sama. Saya tidak berhasil mendaki ke tempat yang lebih tinggi dan harus kembali kemari tanpa hasil. Tolong tunjukkan jalan lain yang lebih rata dan lebih mudah agar saya sukses mendaki hingga ke puncak gunung".

Sang kakek dengan serius mendengarkan keluhan si
pemuda. Kemudian sambil menatap tajam, dia berkata tegas : "Anak muda, jika kamu ingin sampai ke puncak gunung, tidak ada jalan yang rata dan mudah !  Rintangan berupa bebatuan dan semak berduri, harus kamu lewati, bahkan kadang jalan buntu pun harus kamu hadapi. Selama keinginanmu untuk mencapai puncak itu tetap tidak goyah, hadapi semua rintangan !  Hadapi semua tantangan yang ada. Jalani langkahmu setapak demi setapak, kamu pasti akan berhasil mencapai puncak gunung itu. Jangan lupa, nikmati juga pemandangan yang luar biasa. Mengerti ?”

Dengan takjub si pemuda mendengar semua ucapan kakek. Lalu, sambil tersenyum gembira, dia menjawab : "Saya mengerti, saya mengerti. Terima kasih ! Saya siap menghadapi selangkah demi selangkah setiap rintangan dan tantangan yang ada. Tekad saya makin mantap untuk mendaki lagi sampai mencapai puncak gunung ini".

Dengan senyum puas, sang kakek berkata : ”Anak muda, aku percaya kamu pasti bisa mencapai puncak gunung itu".

Untuk mencapai kesuksesan seperti yang kita inginkan, sama seperti analogi mendaki gunung tadi. Tidak ada jalan rata dan pintas menuju sukses. Sewaktu-waktu, rintangan, kesulitan, dan kegagalan selalu datang menghadang. Hanya dengan mental dan tekad yang kuat, tetap menjaga komitmen dan berjuang menyingkirkan/menyelesaikan halangan dan rintangan, kita akan mencapai puncak kesuksesan.
"Per aspera ad astra", untuk mencapai bintang harus melalui kesukaran dahulu, "No pain no gain".
Terima kasih.

Tikala Baru, 19 Maret 2019.

H A N Y A R I N D U

 Sesekali merenung, menggali kenangan tentang masa indah bersama ibu, itu perlu. Tiada yang bisa kita lakukan saat sedang merindukan seoran...