Selasa, 25 Juli 2017

NASIB MENJADI GULA

Kasus 1 :
Jika kopi terlalu pahit
Siapa yang salah?

Gula lah yang disalahkan karena terlalu sedikit hingga "rasa" kopi pahit

Kasus 2 :
Jika kopi terlalu manis
Siapa yang disalahkan?

Gula lagi karena terlalu banyak hingga "Rasa" kopi manis

Kasus 3 :
Jika takaran kopi & gula balance
Siapa yang di puji...?

Tentu semua akan berkata...
Kopinya mantaaap

Kemana gula yang mempunyai andil
membuat "rasa" kopi menjadi mantaaap ?

Mari Ikhlas seperti Gula yang larut tak terlihat tapi sangat bermakna.

Gula PASIR memberi RASA MANIS pada KOPI, tapi orang MENYEBUTnya KOPI MANIS... bukan KOPI GULA...

Gula PASIR memberi RASA MANIS pada TEH, tapi orang MENYEBUTnya TEH MANIS... bukan TEH GULA...

ORANG menyebut ROTI MANIS... bukan ROTI GULA...

ORANG menyebut SYRUP Pandan, Syrup APEL, Syrup JAMBU....
padahal BAHAN DASARnya GULA....
Tapi GULA tetap IKHLAS LARUT dalam memberi RASA MANIS...

akan tetapi apabila berhubungan dgn Penyakit, barulah GULA disebut : PENYAKIT GULA.

Begitulah HIDUP....... Kadang KEBAIKAN yang Kita TANAM tak pernah disebut orang.
Tapi kesalahan akan dibesar-besarkan.

Ikhlaslah seperti GULA.
Larutlah seperti GULA.

Tetap SEMANGAT memberi KEBAIKAN...!!!!
Tetap SEMANGAT menyebar KEBAIKAN..!!!

Karena KEBAIKAN tidak UNTUK DISEBUT......, tapi untuk DIRASAkan.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang. Tetapi tetaplah berbuat baik. Dan selagi bisa, perbanyak berbuat baik, sebab akan datang masa ketika ingin berbuat baik tapi tubuh sudah tak kuasa.

S e m o g a  !!















Pax et bonum.
Tikala Baru, 25 Juli 2017.

Jumat, 14 Juli 2017

GADIS KECIL CINA DAN SAKRAMEN MAHAKUDUS

Uskup Agung Fulton J. Sheen (1895-1979) dikenal sebagai penulis dari banyak buku iman dan sekaligus pewarta Injil pertama melalui televisi. Ia telah menyentuh hidup berjuta-juta orang di seluruh dunia.

Namun demikian, berulangkali ia mengatakan bahwa rahasia keberhasilannya dalam menggugah hati dan memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus adalah setiap hari sepanjang hidupnya ia selalu menyisihkan satu jam sembah sujud di hadapan Sakramen Mahakudus.

Beberapa bulan sebelum wafatnya, Uskup Agung Sheen diwawancarai oleh sebuah siaran televisi nasional.

Salah satu pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah: “Uskup Sheen, Anda telah mengilhami berjuta-juta orang di seluruh dunia. Siapakah yang mengilhami Anda? Apakah Bapa Suci?"

Uskup Agung Sheen menjawab bahwa bukanlah seorang Paus, Kardinal, Uskup, imam atau pun biarawati, melainkan seorang gadis kecil Cina berusia 11 tahun.

Bapa Uskup kemudian menceritakan bahwa ketika Komunis mengambil alih kekuasaan di Cina, mereka memenjarakan seorang imam di pastorannya sendiri dekat gereja.

Setelah mereka mengurungnya di pastoran, dari jendela kamarnya imam itu dengan gemetar melihat mereka memasuki gedung gereja, lalu menuju samping altar di mana tabernakel ditempatkan.

Dengan kebencian yang sangat mereka mengeluarkan sibori yang ada lalu mencampakkannya ke lantai sehingga Hosti Kudus jatuh berceceran.

Sang imam tahu dengan pasti jumlah Hosti Kudus dalam sibori itu: tiga puluh dua.

Ketika orang-orang komunis itu pergi, mereka tidak memperhatikan atau mungkin mereka mengacuhkan kehadiran seorang gadis kecil yang sedang berdoa di bangku belakang gereja. Ia melihat semua yang telah terjadi.

Malam itu sang gadis kecil datang kembali ke gereja. Ia menyelinap melewati pengawal di pastoran, lalu masuk ke dalam gereja.

Di sana ia bersembah sujud selama satu jam, suatu tindakan kasih yang menghapuskan tindak kebencian.

Selesai bersembah sujud, ia menuju samping altar, berlutut, membungkuk dan dengan lidahnya menerima Yesus dalam Komuni Kudus, karena pada masa itu awam tidak diperkenankan menyentuh Hosti Kudus dengan tangan.

Gadis kecil itu terus kembali setiap malam untuk bersembah sujud dan menerima Yesus dalam Komuni Kudus dengan lidahnya.

[Seturut Hukum Kanon yang berlaku, kaum beriman hanya diperbolehkan menyambut Komuni Kudus sekali dalam sehari]

Pada malam yang ke-32, setelah ia menyantap Hosti Kudus yang terakhir, secara tak sengaja ia menimbulkan kegaduhan yang membuat pengawal terjaga dari tidurnya.

Pengawal kemudian mengejarnya, menangkap gadis kecil itu, lalu menderanya dengan gagang senapan hingga tewas.

Kemartiran yang gagah berani itu disaksikan oleh imam yang melihat kejadian tersebut dengan hati pilu lewat jendela kamarnya.

Ketika Uskup Agung Sheen mendengar kisah ini, ia begitu tersentuh hingga berjanji kepada Tuhan bahwa ia akan melewatkan satu jam sembah sujud di hadapan Yesus dalam Sakramen Mahakudus setiap hari sepanjang hidupnya.

Jika gadis kecil Cina ini berani mempertaruhkan nyawanya setiap hari untuk menyatakan cinta kasihnya kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus dengan satu jam sembah sujud dan Komuni Kudus, maka, setidak-tidaknya, Bapa Uskup berpikir bahwa ia pun harus melakukan hal demikian.
Semoga demikian.
In Cruce salus !


Tikala Baru, 14 Juli 2017.

WARISAN YANG TAK KENTARA

Pada detik-detik kematiannya, seorang pria, bernama Tom Smith, memanggil anak-anaknya dan ia menasehati mereka untuk mengikuti jejak hidupnya sehingga mereka dapat memiliki ketenangan jiwa dalam semua hal yang mereka lakukan.

Putrinya, Sara, mengatakan, "Ayah, saya kecewa Anda meninggalkan kami tanpa uang sepeser pun di bank.
Para ayah lain yang Ayah ceritakan sebagai koruptor & pencuri dana publik bisa mewariskan rumah dan properti untuk anak-anak mereka; kita bahkan tinggal dlm apartemen sewaan.
Maaf, saya tidak bisa mengikuti jejak hidup Anda. Pergilah Ayah, biarkan kami mencari jalan hidup sendiri".

Beberapa saat kemudian, ayah mereka menutup mata utk selama lamanya.

Tiga tahun kemudian, Sara pergi untuk wawancara pekerjaan di sebuah perusahaan
multinasional.
Saat wawancara Ketua panitia bertanya, "Saudara ini punya nama Smith. Smith yang mana?"

Sara menjawab: "Saya Sara Smith. Ayah saya adalah Tom Smith yang sudah meninggal".

Ketua Panitia memotong, "Ya Tuhan......, Anda ini putrinya Tom Smith?"

Dia berbalik bicara kepada anggota2 lain dan berkata, "Pak Smith ini adalah salah satu yang menandatangani formulir keanggotaan saya di Institut Administrator, dan rekomendasinyalah membuat saya diterima bekerja di posisi saya sekarang ini. Dia melakukan semua ini dgn gratis. Saya bahkan tidak tahu alamatnya, dan dia tidak pernah tahu saya. Dia hanya melakukannya untuk keprofesionalan saya ".

Dia lalu berbalik ke Sara, "Saya tidak punya pertanyaan untuk Anda lagi, Anda sudah mendapat pekerjaan ini. Silahkan datang besok, semua surat penugasan Anda akan saya siapkan untuk Anda".

Setelah bertahun-tahun bekerja, Sara Smith menjadi Corporate Affairs Manager perusahaan dengan dua mobil dan drivernya. Apartment dua lantai disediakan kantornya, dan gaji besar di luar tunjangan dan biaya2 lainnya.

Setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan, Pimpinan perusahaan datang dari Amerika mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri dan mencari penggantinya. Orang dgn Kepribadian dan Integritas yang tinggi adalah yang dicari. Lagi-lagi para konsultan perusahaan menominasikan Sara Smith.



Dalam sebuah wawancara, Sara Smith ditanya rahasia kesuksesannya :

Dengan air mata berlinang, dia menjawab, "Ayah telah membuka jalan bagiku. HANYA setelah ia meninggal, aku baru sadar bahwa dia secara finansial miskin tapi ia luar biasa kaya akan Integritas, Disiplin dan Kejujuran".

Dia ditanya lagi, "Mengapa Anda menangis? Kan Anda sekarang bukan lagi sebagai seorang anak yang merindukan ayahnya yang sudah pergi dalam waktu yang lama?"

Dia menjawab, "Pada saat kematiannya, aku menghina Ayah karena menjadi orang yang jujur dan ber​​integritas tinggi. Aku berharap dia akan memaafkanku dalam kuburnya sekarang. Aku sebenarnya tidak akan bisa sesukses ini. Ayah yang telah melakukannya untuk ku. Dan aku tinggal berjalan meraih suksesku".

Akhirnya dia ditanya, "Apakah Anda akan mengikuti jejak kaki ayahmu seperti yang ia dahulu minta?"

Dan Sara menjawab dengan sederhana, "Aku sekarang mengagumi Ayah, Aku memiliki foto besar yang tergantung di ruang tamu dan di pintu masuk rumahku. Dia layak memperoleh apa pun yang saya miliki ... setelah TUHAN".
----------------------------------------------------------------

Apakah Anda seperti Tom Smith?

Ia membayar mahal untuk membangun sebuah nama baik, buahnya tidak datang dengan cepat tetapi akan datang walaupun mungkin diperlukan waktu yang lama. Tapi buah itu akan berlangsung lebih lama lagi.

Moral cerita :

■Integritas, disiplin, kontrol diri dan takut akan Tuhan membuat manusia jadi kaya, bukan rekening bank yang gemuk■

Tinggalkan NAMA BAIK adalah warisan yang sangat berharga untuk anak-anak dan cucu kita.
Pax Domini !

Tikala Baru, 14 Juli 2017.

LAKUKAN YANG TERBAIK TANPA PAMRIH

Sekali peristiwa, adalah seorang Profesor melakukan perjalanan dari Jogya ke
Jakarta naik pesawat.
Karena keberangkatan pesawat ditunda 1 jam beliau menunggu di salah satu lounge bandara Adisucipto dgn sekedar minum kopi.

Di depannya duduk seorang ibu sudah agak tua, memakai pakaian Jawa tradisional kain batik dan kebaya, wajahnya tampak tenang dan keibuan.

Sekedar mengisi waktu, diajaknya ibu itu ber-cakap-cakap.

"Mau pergi ke Jakarta, bu ?"

"Iya nak, hanya transit di Cengkareng terus ke Singapura". Jawab si ibu.

"Kalau boleh bertanya, ada keperluan apa ibu pergi ke Singapura ?" Sambung Prof.

"Menengok anak saya yang nomor dua, nak, istrinya melahirkan di sana terus saya diberi tiket dan diuruskan paspor melalui biro perjalanan. Jadi saya tinggal berangkat tanpa susah mengurus apa-apa", Jawab si ibu.

"Puteranya kerja dimana, bu ?", Tanya Prof lagi.

"Anak saya ini insinyur perminyakan, kerja di perusahaan minyak asing, sekarang jadi kepala kantor cabang Singapura", jawab ibu.

"Berapa anak ibu semuanya?", tanya Prof. lagi.

"Anak saya ada 4 nak, 3 laki-laki, 1 perempuan. Yang ini tadi anak nomer 2. Yang nomer 3 juga laki-laki, dosen Fakultas Ekonomi UGM, sekarang lagi ambil program doktor di Amerika. Yang bungsu perempuan jadi dokter spesialis anak. Suaminya juga dokter, ahli bedah dan dosen di universitas Airlangga Surabaya", kata si ibu.

"Kalau anak sulung ?", timpal Prof.

"Dia petani, nak, tinggal di Godean, menggarap sawah warisan almarhum bapaknya", kata si ibu.

Sang Profesor tertegun sejenak lalu dengan hati-hat bertanya lagi :

"Tentunya ibu kecewa kepada anak sulung ya bu, koq tidak sarjana seperti adik-adiknya".

"Sama sekali tidak, nak. Malahan kami sekeluarga semuanya hormat kepada dia, karena dari hasil sawahnya dia membiayai hidup kami dan menyekolahkan semua adik-adiknya sampai selesai jadi sarjana", jawab si ibu tegas.


Kembali sang Profesor merenung : "Ternyata yang penting bukan Apa atau Siapa kita, tetapi Apa yang telah kita perbuat.
Allah tidak akan menilai apa dan siapa kita tetapi apa "amal dalam ibadah" kita".


Sebuah pelajaran hidup yang mengajarkan agar kita melakukan yang terbaik tanpa berharap pujian.

Tanpa terasa air mata profesor mengalir di pipinya...
-------------------------------------------------

LAKUKAN YANG TERBAIK YANG BISA KITA LAKUKAN KARENA MANUSIA YANG MULIA BUKAN TERLETAK PADA KEDUDUKAN ATAU JABATANNYA TAPI TERLETAK PADA SEBERAPA BESAR DIA BISA BERBUAT YANG TERBAIK BAGI SESAMA.

Semoga dapat menjadi inspirasi dan mengubah pola pandang kita serta selalu rendah hati. Tuhan memberkati.


Tikala Baru, 14 Juli 2017.

Selasa, 04 Juli 2017

CERITERA INSPIRATIF



Tersebutlah seorang anak, namanya David.
Suatu saat di sekolahnya dia mendapat tugas untuk membuat gambar impian. Teman-temannya di sekolah itu rata-rata anak orang kaya. Mereka membuat gambar-gambar impian yang luar biasa besar, mulai dari rumah megah, mobil mewah, jalan-jalan ke berbagai benua, dan sejenisnya.

Karena melihat teman-temannya membuat gambar impian yang luar biasa besar, maka dia pun terpengaruh untuk membuat impian yang sejenis. Sebuah impian yang sudah lama dia sampaikan ke ayahnya, tapi hanya sebatas lisan saja.

Giliran teman-temannya mempresentasikan impian-impian mereka di depan kelas, Sang Guru sangat mengapresiasi dan menghargai. Maklum mereka kan anak orang-orang kaya dan berkedudukan cukup terhormat di kotanya.

Tapi entah kenapa, ketika giliran David presentasi, Sang Guru terlihat bermuka masam, kurang nyaman, kurang respon dengan apa yang dia presentasikan. Sebelum dia selesai presentasi, diambillah kertas impiannya oleh Sang Guru, dilecek-lecek dan dibuang.

Sang Guru berkata: “Wahai David kamu ini tidak tahu diri, kamu ini siapa, anak orang miskin, orang tidak punya, kenapa impianmu begitu besar, mengada–ada,…..!”

David pun menangis. Diambilnya kertas impiannya yang tergeletak di lantai.Digenggamnya erat, diletakkannya di dada. Degub jantungnya semakin cepat, keyakinannya menguat, tekadnya membara; “IMPIANKU INI HARUS MENJADI NYATA!” gumamnya.



Dibawanya kertas impiannya yang lecek itu pulang, sepanjang jalan dia menangis.
Ingin sekali dia segera memeluk ayahnya, dan menceritakan semuanya. Selama ini, ayahnyalah yang mengajarinya agar berani bermimpi besar.

Dia masih sangat ingat dengan kata-kata ayahnya: “Wahai David, kamu masih percaya Tuhan itu ada? Kamu yakin Tuhan maha kuasa? Kalau kamu serahkan impianmu kepada Tuhan, maka sangat mudah bagi-NYA untuk mewujudkannya. ASALKAN ENGKAU TIDAK PERNAH MENYERAH !"



Tiga puluh tahun kemudian, ada rombongan study tour ke sebuah peternakan yang sangat besar dengan bangunan-bangunan megah di dalamnya. Setelah melihat kesana kemari, akhirnya Sang Guru dari sekolah tersebut penasaran, ingin bertemu dengan siapa orang yang memiliki peternakan yang luar biasa hebat ini.

Setelah Sang Guru tersebut bertemu dengan orang yang punya peternakan ini, mereka saling pandang. Sang Guru pun terdiam, seakan-akan pernah ingat wajah ini. Sebelum keheranan Sang Guru ini selesai, pemilik peternakan hebat ini menyalami Sang Guru, mencium tangannya, memeluknya, dan berkata: “Pak Guru, aku David……”




Saudara sekalian, hikmah apa yg bisa anda tangkap dari cerita ini?

1. Berhentilah meremehkan impian orang lain, karena ketika Tuhan terlibat, maka impian sebesar apapun bisa terjadi, kadang tanpa syarat.

2. Bagi anda yg punya impian, jangan pernah ragu, perbesar impian anda, perkuat. Jangan hanya bersandar pada kemampuan anda, karena anda pasti ragu. Tapi bersandarlah pada kemampuan Allah Yang Maha Bisa.

3. Terus pertahankan impian Anda, karena impian anda ibarat magnet dan anda ibarat besinya. Semakin besar impian anda, akan semakin kuat anda tertarik menuju impian tersebut.

Selamat bermimpi besar, selamat berjuang bersama impian-impian anda !

Jangan pernah berhenti sampai impian anda menjadi nyata !

Salam sukses selalu !



Tikala Baru, 4 Juli 2017.





H A N Y A R I N D U

 Sesekali merenung, menggali kenangan tentang masa indah bersama ibu, itu perlu. Tiada yang bisa kita lakukan saat sedang merindukan seoran...