Jumat, 22 Maret 2019

KEBAIKAN TIDAK SELALU DENGAN RUPIAH

Sapaan lembut kepada saudara kita adalah kebaikan yang dapat menimbulkan rasa kebahagiaan.
Ucapan salam kepada saudara ketika bertemu adalah kebaikan yang menyemaikan kasih sayang.
Jabatan tangan kepada saudara saat bertemu dan berpisah dapat menggugurkan dosa-dosa.
Senyuman manis kepada saudara bisa menjadi sebuah sedekah.
Doa tulus kita untuk saudara adalah baik untuk kita juga.

Kebaikan itu tidak harus mewah dan berbalut permata.
Kebaikan itu banyak dapat dimulai dengan hal-hal sederhana yang semua orang bisa.
Kebaikan itu ketika kita selalu rendah hati kepada sesama.
Kebaikan itu memaafkan kesalahan orang yang pernah berbuat salah kepada kita.
Kebaikan itu hanya dimiliki oleh jiwa yang rendah hati.
Kebaikan itu akan melahirkan kebaikan lainnya.
Kebaikan itu akan membuat hati merasa lebih bahagia dan tenang.
Tak cuma bisa bermanfaat bagi orang lain,
Kebaikan itu juga membuat kita lebih menghargai diri kita sendiri.
Kebaikan itu tidak selalu dengan rupiah.

Mari berbuat baik sekecil apapun itu.
Sekian.

Tikala Baru, 22 Maret 2019.

Selasa, 19 Maret 2019

PUNCAK KESUKSESAN

Suatu pagi hari yang buta, terlihat seorang pemuda dengan tas di punggungnya tengah berjalan dengan tujuan mendaki ke puncak gunung yang terkenal. Konon kabarnya, di puncak gunung itu terdapat pemandangan yang sangat indah.

Ketika sampai di lereng gunung, terlihat sebuah rumah kecil
yang dihuni oleh seorang kakek tua. Setelah menyapa pemilik rumah, si pemuda segera mengutarakan maksudnya. “Kek, saya ingin mendaki gunung ini. Tolong tunjukkan jalur yang paling mudah untuk mencapai ke puncak gunung".

Si kakek dengan enggan mengangkat tangan dan menunjukkan tiga jari ke hadapan si pemuda, “Ada tiga jalan untuk menuju puncak gunung ini. Kamu bisa memilih sebelah kiri, tengah, atau sebelah kanan".

"Kalau saya memilih sebelah kiri…?” tanya si pemuda.

"Jalur sebelah kiri ada banyak bebatuan", jawab sang kakek pendek sambil berbalik masuk ke dalam rumah.


Si pemuda bergegas melanjutkan perjalanannya. Beberapa waktu kemudian, si pemuda terlihat kembali di depan pintu rumah sang kakek.

"Saya tidak sanggup melewati terjalnya batu-batuan", keluhnya. "Jalan sebelah mana lagi yang bisa aku lewati?”

Si kakek dengan tersenyum mengangkat lagi tiga jari tangannya sambil menjawab, "Pilih saja sendiri, jalur kiri, tengah atau sebelah kanan?”

"Hmmmm, jika saya memilih jalan sebelah kanan..?”

"Jalur sebelah kanan banyak semak berduri".

Setelah beristirahat sejenak, si pemuda kembali berangkat untuk mendaki. Tak lama kemudian, dia kembali lagi ke rumah si kakek. Sambil mengatur napas, si pemuda berkata, "Saya sungguh-sungguh ingin mencapai puncak gunung. Jalan sebelah kanan dan kiri telah kutempuh, tapi rasanya saya tetap berputar-putar di tempat yang sama. Saya tidak berhasil mendaki ke tempat yang lebih tinggi dan harus kembali kemari tanpa hasil. Tolong tunjukkan jalan lain yang lebih rata dan lebih mudah agar saya sukses mendaki hingga ke puncak gunung".

Sang kakek dengan serius mendengarkan keluhan si
pemuda. Kemudian sambil menatap tajam, dia berkata tegas : "Anak muda, jika kamu ingin sampai ke puncak gunung, tidak ada jalan yang rata dan mudah !  Rintangan berupa bebatuan dan semak berduri, harus kamu lewati, bahkan kadang jalan buntu pun harus kamu hadapi. Selama keinginanmu untuk mencapai puncak itu tetap tidak goyah, hadapi semua rintangan !  Hadapi semua tantangan yang ada. Jalani langkahmu setapak demi setapak, kamu pasti akan berhasil mencapai puncak gunung itu. Jangan lupa, nikmati juga pemandangan yang luar biasa. Mengerti ?”

Dengan takjub si pemuda mendengar semua ucapan kakek. Lalu, sambil tersenyum gembira, dia menjawab : "Saya mengerti, saya mengerti. Terima kasih ! Saya siap menghadapi selangkah demi selangkah setiap rintangan dan tantangan yang ada. Tekad saya makin mantap untuk mendaki lagi sampai mencapai puncak gunung ini".

Dengan senyum puas, sang kakek berkata : ”Anak muda, aku percaya kamu pasti bisa mencapai puncak gunung itu".

Untuk mencapai kesuksesan seperti yang kita inginkan, sama seperti analogi mendaki gunung tadi. Tidak ada jalan rata dan pintas menuju sukses. Sewaktu-waktu, rintangan, kesulitan, dan kegagalan selalu datang menghadang. Hanya dengan mental dan tekad yang kuat, tetap menjaga komitmen dan berjuang menyingkirkan/menyelesaikan halangan dan rintangan, kita akan mencapai puncak kesuksesan.
"Per aspera ad astra", untuk mencapai bintang harus melalui kesukaran dahulu, "No pain no gain".
Terima kasih.

Tikala Baru, 19 Maret 2019.

Rabu, 02 Mei 2018

WANITA MUDA DAN WANITA TUA DI DALAM BUS

Seorang wanita muda tengah duduk santai di dalam bis yang melaju ke tengah kota.  Di satu pemberhentian bis, seorang wanita tua yang cerewet dan berisik naik ke dalam bis dan duduk di samping wanita muda tadi.  Tas-tas bawaannya yang berat dia tumpuk begitu saja di atas kursi, membuat wanita muda itu harus menggeser duduknya sambil setengah terjepit di antara tas-tas berat dan di jendela bis.

Seorang pemuda yang duduk di bangku sebelah melihat
kejadian itu dengan kesal, dan bertanya kepada wanita muda itu, "Kenapa kamu tidak bicara saja, katakan pada wanita tua itu bahwa kamu jadi terganggu..."

Wanita muda itu menjawab sambil tersenyum:

"Aku rasa tidak perlu bersikap kasar dan beradu argumentasi untuk sesuatu yang sepele seperti ini, perjalanan bersama kita ini terlalu singkat, Saya juga akan turun di perhentian bis berikutnya di depan nanti"

Jawaban wanita muda tadi sangat pantas untuk ditulis dengan huruf emas:

"Kita tidak perlu berdebat untuk sesuatu yang sepele.  Perjalanan kita bersama amat singkat."

Alangkah indahnya kalau masing-masing kita bisa menyadari
bahwa perjalanan hidup kita di dunia ini  sangat singkat; sehingga kita tidak akan membuang waktu untuk membuat perjalanan hidup kita jadi suram dengan macam-macam perdebatan, atau dengan adu argumentasi yang sengit dan tajam.

Kalau kita tahu bahwa perjalanan hidup ini begitu singkat maka kita tidak akan mau membuang tenaga dengan terus mengeluh, merasa tidak puas, bersikap mencari-cari kesalahan...karena semua hanya membuang waktu kita di perjalanan yang singkat ini.

Apakah seseorang sudah melukai bahkan menghancurkan hatimu?  Tetaplah tenang, perjalanan hidupmu terlalu singkat.

Apakah seseorang sudah menghianatimu, mengejek-ejek  kamu, menipu atau bahkan menghina kamu?  Tetaplah tenang, maafkan mereka, karena perjalanan hidup kita sangat singkat.

Apapun masalah yang dibuat oleh orang lain kepada kita, mari kita selalu ingat bahwa perjalanan hidup kita sangat singkat.

Tidak seorang pun yang tahu kapan perjalanan hidupnya ingkat.
akan berakhir.  Tidak ada orang yang tahu kapan dia akan tiba di perhentian bis yang berikutnya.  Perjalanan hidup kita bersama sangat s

Teman-temanku, mari kita saling memberikan kebahagiaan kepada keluarga dan teman-teman kita. Mari kita saling menaruh hormat, saling berbuat baik
dan saling memaafkan satu dengan yang lain.  Mari kita isi hidup ini dengan selalu bersyukur dan bersukacita selalu.

Apakah orang terdekat kita bikin kita terganggu dengan kebiasaan-kebiasaannya? Selama itu tidak membahayakan mari kita saling terima saja, karena bisa jadi kita rindukan kebiasaannya itu saat orangnya tiada.


Karena...........
HIDUP INI SANGAT SINGKAT.......


Tikala Baru, 2 Mei 2018.




Jumat, 06 April 2018

IKAN DAN KURA-KURA

Seekor ikan bertanya kepada Kura-kura :
"Mengapa setiap kali kamu mengalami masalah selalu bersembunyi, masuk ke dalam cangkangmu...?"

Kura-kura menjawab :
“Apa penting pertanyaan itu aku jawab ?”

Ikan berkata :
“Semua mahluk di perairan ini mempertanyakan sifat-mu yang selalu bersembunyi jika ada masalah!"

Kura-kura berkata :
"Komentar orang lain apakah penting...?
Aku tidak menghindar,
Aku tidak lari dari kenyataan,
Aku hanya mencari suasana yang lebih damai di dalam cangkangku."

Ikan bertanya lagi :
"Tetapi apakah kamu tidak peduli, selalu jadi bahan pembicaraan?"

Kura-kura menjawab :
"Inilah alasan mengapa aku lebih panjang umur dari pada kalian.
Kalian terlalu sibuk mengurusi kehidupanku sampai kalian lupa mengurus diri kalian,
Kalian terlalu sibuk memperhatikan diriku sampai kalian lupa siapa diri kalian."


Dalam hidup ini kita sendiri yang menentukan pilihan,
berbuat-lah yang terbaik dan biarkan-lah orang lain mau berkomentar apapun.

Orang yang menyukaimu tetap akan membenarkan-mu sekalipun kamu keliru.
Sebaliknya orang yang membencimu selalu akan menyalahkanmu sekalipun kamu benar.

Berapa banyak waktumu terbuang hanya untuk mengurusi kehidupan orang lain sehingga, kamu lupa pada dirimu sendiri kapan harus makan dan istirahat.

Sayangi dirimu dengan lebih peduli pada urusanmu sendiri sebab,
Engkau akan menjadi orang yang selalu kekurangan saat kamu selalu ingin tau urusan orang lain.

Semoga kita jangan terkecoh dengan apa yang orang katakan tentang perbedaan, Jadilah diri kita sendiri,
Jadi-lah pribadi yang baik....

Dan terus meneruslah berbuat baik.
Salammm....!


Tikala Baru, 6 April 2018.

PERJALANAN SEBUAH SEDAN TUA

Sepasang suami istri sedang mengendarai sedan mereka di jalan raya. Memang bukan mobil baru, hanya keluaran 90-an. Tetapi masih cukup baik untuk digunakan.

Pada suatu persimpangan, sang suami melihat seorang pemuda dari arah berbeda juga mengendarai sedan dengan merk yang sama. Tetapi produksi tahun terbaru dan sangat mulus.

Sang suami bergumam dalam hati, "Andaikan saja mobilku
seperti pemuda itu."

Setelah berjalan lagi, giliran sang istri melihat sedan hitam sedang parkir di tepi jalan. Kemudian ia mengamati seorang kakek keluar dari mobil itu dan membukakan pintu sebelahnya untuk seorang nenek yang duduk di sampingnya.

Kali ini sang istri terbetik dalam hati, "Seandainya saja suamiku seromantis kakek itu, sudah tua tetap membukakan pintu mobil untuk istrinya."



Ternyata, jika dua kisah ini diceritakan dari sudut pandang berbeda, sebuah pelajaran berharga bisa kita dapatkan. Rupanya si pemuda pertama yang sedang mengendarai sedan mahal juga melihat kepada suami istri ini.

Pada waktu yang sama ia pun bergumam dalam hati, "Andaikan saja aku seperti bapak itu, walaupun mobil lawas tetapi milik sendiri. Daripada mobil terbaru seperti ini tapi aku hanya sopir."

Begitu pula si kakek bersedan hitam, tanpa sengaja ia juga mencuri pandang kepada suami istri ini. Pada saat itupun ia terbetik dalam hati, "Seandainya saja pintu mobilku tidak rusak seperti mobil ibu itu, pasti aku tidak perlu repot-repot harus membuka dari luar."


Nah, betul kan sebuah pelajaran ! 
Terkadang manusia melihat rumput tetangganya selalu lebih hijau, tanpa mereka sadari sebenarnya tetangganya justru menginginkan rumput mereka.

Kita hanya perlu meyakini bahwa Tuhan telah mengatur
nikmat kepada setiap hamba dengan sangat adil. Perasaan kecewa itu datang bukan disebabkan kurangnya nikmat, tetapi karena kurangnya bersyukur.

Makadari itu, syukurilah apa yang kamu miliki sebab mungkin orang lain hanya sampai mengingininya belum memiliki.
Sekian.



Tikala Baru, 6 April 2018.

Rabu, 28 Maret 2018

SEADA DAN ANDERSON

Seorang istri pengusaha di Washington tak sengaja
kehilangan tasnya di dalam rumah sakit di malam musim dingin.

Sang pengusaha tampak sangat gelisah, lalu berusaha mencarinya pada malam itu juga.

Karena di dalam tasnya tidak hanya berisi 100 ribu dolar AS atau sekitar Rp. 1.3 miliar, tapi juga ada informasi pasar yang sangat rahasia.

Ketika Anderson, si pengusaha tersebut, tiba di rumah sakit, dia melihat seorang bocah perempuan kurus sedang berjongkok.

Bocah itu tampak menggigil di sudut koridor rumah sakit yang sunyi sambil mendekap sebuah tas.

Si pengusaha langsung mengenali itu adalah tas isterinya yang jatuh.

Ternyata bocah bernama Seada ini, ke rumah sakit menemani ibunya yang sakit keras.

Ibu dan anak yang miskin ini, telah menjual semua barang-barang yang bisa dijual.

Uang yang terkumpul juga hanya cukup untuk biaya
pengobatan semalam.

Apabila tidak ada uang, maka besok akan didepak dari rumah sakit.

Malam itu, Seada yang tak berdaya mondar-mandir di koridor rumah sakit.

Dia menatap ke atas dan memohon kepada Tuhan, kiranya dia bisa bertemu dengan seseorang yang baik hati untuk menyelamatkan ibunya.

Tiba-tiba, tas yang terselip di bawah ketiak seorang wanita yang turun terburu-buru dari 
lantai atas jatuh tanpa disadarinya ketika melewati koridor rumah sakit.

Mungkin ia merasa masih ada sesuatu di bawah ketiaknya, sampai-sampai tidak sadar tasnya jatuh.

Saat itu hanya ada Seada sendiri di koridor.

Dia berjalan mengambil tas itu, kemudian bergegas berlari ke pintu mengejar si wanita itu.

Sayangnya wanita itu telah naik ke sebuah mobil dan berlalu dari hadapannya.

Seada kembali ke kamar pasien tempat ibunya dirawat.

Ketika dia membuka tas itu, ibu dan anak ini pun tercengang melihat tumpukan uang tunai di dalamnya.

Detik itu juga, terlintas dalam benak mereka kalau uang itu mungkin bisa digunakan untuk menyembuhkan sakit ibunya.

Namun, ibu Seada menyuruh putrinya itu mengembalikan tas itu ke koridor, menunggu pemiliknya datang mengambilnya.

Orang yang kehilangan uang itu pasti sangat cemas.

“Seyogianya yang harus kita lakukan dalam hidup ini adalah membantu orang lain, kita juga seyogianya ikut cemas dengan apa yang dicemaskan orang lain, dan hal yang paling tidak patut kita lakukan adalah serakah dengan harta yang tak jelas asal usulnya,” kata ibu Seada.

Anderson pun mendapatkan kembali tasnya. Dia terharu dengan perilaku bocah itu.

Anderson berupaya membantu perawatan ibu bocah itu.

Sayangnya meskipun Anderson sudah berusaha semaksimal mungkin, ibu Seada tak terselamatkan.

Dia meninggalkan anak perempuannya menjadi sebatang kara di dunia.

Anderson kemudian mengadopsi Seada, merawat dan
menyekolahkannya.

Setelah mendapatkan tasnya, Anderson bukan saja mendapatkan kembali 100.000 dollar AS miliknya, tapi yang terpenting adalah informasi pasar yang hilang itu akhirnya didapatkan kembali.

Itu membuat bisnis pengusaha itu seketika melonjak dan menjadi milyuner.

Seada yang telah diadopsi oleh Anderson sejak ibunya meninggal ketika itu, telah menamatkan kuliahnya dan membantu bisnis sang milyuner.

Meski Anderson belum memberikan tugas sebenarnya, namun dalam praktik jangka panjangnya, kecerdasan dan pengalaman Anderson telah memengaruhi Seada secara tidak langsung.

Hal itu menjadikan Seada sebagai sosok orang yang matang.

Saat memasuki usia senjanya, Anderson selalu meminta pendapat Seada mengenai pandangannya.

Detik-detik menjelang masa kritisnya, Anderson
meninggalkan sebuah surat wasiat yang mengejutkan. Begini bunyi surat itu :

“Saya sudah kaya sebelum mengenal ibu Seada. Namun, ketika saya berdiri di depan ibu dan anak yang miskin dan sedang sakit yang tidak tergoda dengan setumpuk uang yang dipungutnya itu, apalagi saat itu mereka sedang membutuhkan uang, saya merasa mereka bahkan jauh lebih kaya dari saya, karena mereka memegang teguh prinsip hidup yang mulia. Itu adalah prinsip yang sangat minim dimiliki pengusaha.”

“Harta yang saya dapatkan semuanya ini hampir berasal dari berbagai trik dan intrik. Adalah mereka yang membuat saya sadar bahwa modal hidup terbesar dalam hidup seseorang adalah perilaku.”

“Saya mengadopsi Seada bukan untuk balas budi, juga bukan karena simpati. Tapi saya mengundang sesosok tauladan. Dengan adanya dia di sisi saya, saya bisa mengingat hal mana yang pantas atau tidak dilakukan dalam bisnis. Inilah alasan pokok saya belakangan yang membuat usaha saya terus berkembang makmur, dan saya menjadi milyner".

"Setelah kematian saya, seluruh harta dan aset saya wariskan
pada Seada sebagai penerusnya. Ini bukan hadiah, tapi demi agar usaha saya bisa lebih gemilang, saya yakin putra saya yang pintar bisa mengerti dengan pertimbangan matang saya selaku ayahnya.”


Ketika putra Anderson pulang dari luar negeri, dia membaca dengan seksama surat wasiat ayahnya.

Dia segera tanpa ragu sedikit pun menandatangani persetujuan tentang surat warisan terkait harta termaksud.

“Saya setuju Seada mewarisi seluruh aset ayah saya. Saya hanya meminta Seada menjadi isteri saya,” katanya.

Melihat putra Anderson menandatangani surat persetujuan warisan tersebut, Seada merenung sejenak, lalu membubuhkan tandatangan.

“Saya terima seluruh harta maupun aset dari Anderson – Termasuk putranya.”


Sekarang, apakah anda telah menyadari dengan dalil sederhana di atas?

Jika Anda bersikap dingin pada orang lain, maka orang lain juga akan bersikap seperti itu.

Jika Anda sering mengkritik orang lain, Anda juga akan
mendapatkan banyak kritik.

Jika Anda selalu memasang muka cemberut, orang lain juga akan membalasnya seperti itu.

Semua yang Anda berikan, akan kembali kepada Anda.

Selama Anda selalu bersikap baik, Anda telah menang, singkatnya seperti yang dikatakan penyair, “Apabila anda membenci atau berperilaku buruk/jahat pada orang lain, maka dengan sendirinya anda juga akan mendapatkan balasan yang sama bahkan mungkin lebih dari itu.”

Sama seperti pribahasa yang berbunyi, “Apa yang kamu tanam itulah yang kamu tuai.”

Segala sesuatu yang anda lakukan pada orang lain itulah yang Anda lakukan pada diri anda sendiri.

Jadi jika Anda ingin mendapatkan sesuatu, maka anda harus membiarkan orang lain mendapatkannya dulu.

Jika Anda ingin berteman dengan seorang teman yang tulus, Anda harus bersikap/berteman tulus dulu padanya.

Jika anda ingin bahagia, maka bawalah sukacita pada orang lain.

Hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk diri sendiri adalah berbuat lebih banyak sesuatu yang baik untuk orang lain.

Sering kali, saat kita membantu orang lain, tidak berarti kita
akan kehilangan.

Tetapi justeru karena anda telah membantu orang lain, sehingga dengan demikian akan mendapatkan persahabatan dan teman.

Membantu orang lain sama dengan memberi sebuah jalan pada kita sendiri.

Dalam hidup itu seharusnya kurangi egois, lebih peduli pada orang lain, maka dunia kita akan penuh dengan cahaya dan pesona.

Hal yang perlu kita lakukan adalah:

1. Berterima kasih pada orang yang memberi anda kesempatan.

2. Berterima kasih pada orang yang memberimu kearifan.

3. Berterima kasih pada orang-orang yang menemanimu sepanjang jalan.


Ada beberapa hal yang bisa kita pahami seumur hidup, dan beberapa hal yang perlu seumur hidup kita untuk memahaminya.

Selalu dan teruslah berbuat baik, sekecil apa pun itu, pasti akan semakin dekat dengan kebahagiaan.

Selama niat kita baik dan selalu melakukan hal-hal yang baik, bekerja dengan tekun dan tidak berulah, pasti akan ada balasan yang positif, percayalah!

Semoga Tuhan selalu beserta kita.



Tikala Baru, 28 Maret 2018.

H A N Y A R I N D U

 Sesekali merenung, menggali kenangan tentang masa indah bersama ibu, itu perlu. Tiada yang bisa kita lakukan saat sedang merindukan seoran...