Sabtu, 13 April 2019

PASANGAN YANG AWET

Sepasang kakek-nenek yang tumbuh bersama lebih dari 70 tahun, ditanya rahasia di balik hubungan mereka yang awet, tubuh mereka yang sehat walafiat dan selalu tetap mesra, sehingga selalu penuh bahagia.

Dengan tersenyum lembut neneknya menjawab singkat : "Kami lahir di zaman ketika barang pecah tidak dibuang. Tapi dirakit ulang".

Pesannya :

Kurangi sedikit-sedikit mau membuang pasangan
(memangnya barang), ganti pasangan, cerai, pisah dsb. Belajar merakit ulang hubungan. Tidak ada pasangan yang sempurna, yang ada adalah pasangan yang saling melengkapi. Memaafkan orang yang bersalah memang tidaklah mudah, tetapi lebih tidak berguna lagi bila menyimpan kebencian di dalam diri. Belajarlah mengampuni dan memaafkan. Buanglah sifat ego itu. Di sini butuh kerendahan hati dan keikhlasan.
Semoga !
Caritas Christi urget nos, ......karena cinta-kasih Kristuslah !

Tikala Baru, 13 April 2019.


Kamis, 11 April 2019

MISTERI SENYUM

SENYUM itu, ringan tak bersuara tapi penuh makna.
SENYUM itu, murah tapi tak ternilai dengan rupiah.
SENYUM itu, tak bertenaga tapi besar motivasinya.
SENYUM itu, hal yang mudah tapi selalu nampak indah.
SENYUM itu, satu hal yang biasa tapi bisa jadi luar biasa.

Lalu apa penghalang kita untuk tidak menebarkan SENYUM ?
SENYUM itu MEMPERKAYA orang yang MENERIMANYA,
tapi tidak MEMPERMISKIN orang yang MEMBERINYA.
SENYUM berlangsung singkat, tapi bisa dikenang untuk waktu yang lama.

Tak ada seorangpun di dunia ini yang sangat kaya, sehingga tidak membutuhkan SENYUM dan tak ada seorangpun yang terlalu miskin sehingga tidak mampu memberi SENYUM.

SENYUM itu
memberi KEBAHAGIAAN di rumah,
memberi SEMANGAT di tempat kerja,
memperindah PERSAHABATAN dan
mempererat kebersamaan dalam pelayanan.

SENYUM adalah
tempat ISTIRAHAT bagi yang KELELAHAN,
CAHAYA bagi yang PATAH SEMANGAT,
MATAHARI bagi yang BERSEDIH,
dan
KARUNIA ALAM terbaik untuk mengatasi KESULITAN.

SENYUM yang tulus tidak bisa diminta, dibeli, dipinjam atau dicuri.
SENYUM yang tulus diberikan dengan kerelaan dan kerendahan hati.

Kadang orang-orang di sekitar kita terlalu lelah untuk memberi SENYUM.
Tak ada salahnya kalau kita yang lebih dahulu TERSENYUM kepada mereka,
karena SENYUM itu sungguh menular.
Maka terSENYUMlah, karena senyum yang tulus adalah bagian dari ibadah.

Semoga ALLAH memberkati kita sekalian !

Tikala Baru, 11 April 2019.

Senin, 01 April 2019

SEMANGKOK BAKSO

Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong, tidak tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah, dan jengkel.

“Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri, sungguh keterlaluan,” gerutunya dalam hati. “Ini semua pasti gara-gara adikku yang sakit semalam sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan kesukaanku. Dasar si anak manja itu !”

Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi kado untuknya.

Dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba Putri sadar, betapa lapar perutnya ! Dia menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.

“Mau beli bakso, neng ? Duduk saja di dalam,” sapa si tukang bakso.

“Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang,” jawabnya tersipu malu.

“Bagaimana kalau hari ini nanti abang aja yang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak.”

Putri pun segera duduk di dalam.

Tiba-tiba, dia tidak kuasa menahan air matanya, "Lho, kenapa menangis, neng ?” tanya si abang.

“Saya jadi ingat ibu saya, bang. Sebenarnya hari ini ulang tahun saya. Malah abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, bang.”

“Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin neng terharu sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak neng, yang ngasih makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini, apa neng pernah terharu begini ? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel lho.”

Putri seketika tersadar, "Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?”

Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Putri bergegas pergi. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega,

“Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Putri, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan ? Ayo nikmati semua itu.”

“Ibu, maafkan Putri, Bu,” Putri pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah sudah hadir pula sahabat-sahabat baiknya, paman serta bibinya. Ternyata ibu Putri membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya.

=================

Sepenggal catatan :

Memberikan semangat dan motivasi kepada orang lain
adalah hal yang baik sebagai salah satu bentuk rasa peduli kepadanya, jika ia sedang dilanda sebuah masalah agar tidak larut dalam kesedihan.

Rasa peduli tentu tidak hanya terbatas pada kata-kata saja, tetapi akan lebih baik apabila kata-kata tersebut kemudian berwujud menjadi sebuah sikap atau tindakan yang dimana kamu ikut andil menangani dan juga meringankan masalah yang sedang dia alami.

Tapi, setiap orang pasti punya cara masing-masing dalam
menunjukkan kepeduliannya. Ada yang cenderung memanjakan, ada yang memberi perhatian berlebih, ada yang rela berbohong demi menenangkan hati orang tersayangnya, dan ada juga yang memberikan tough love.

Saat kita mendapat pertolongan atau menerima pemberian sekecil apapun dari orang lain, sering kali kita begitu senang dan selalu berterima kasih. Sayangnya, kadang kasih dan kepedulian tanpa syarat yang diberikan oleh orangtua dan saudara tidak tampak di mata kita. Seolah menjadi kewajiban orangtua untuk selalu berada di posisi siap membantu, kapan pun.

Bahkan, jika hal itu tidak terpenuhi, segera kita memvonis,
tidak sayanglah, tidak mengerti anak sendirilah, atau dilanda perasaan sedih, marah, dan kecewa yang hanya merugikan diri sendiri. Maka untuk itu, kita butuh untuk belajar dan belajar mengendalikan diri, agar kita mampu hidup secara harmonis dengan keluarga, orangtua, saudara, dan dengan masyarakat lainnya.

Semoga ilustrasi cerita singkat ini bisa menginspirasi kita untuk suatu perubahan sikap dan mental kita selanjutnya.
Terima kasih, Tuhan memberkati !

Tikala Baru, 01 April 2019.

H A N Y A R I N D U

 Sesekali merenung, menggali kenangan tentang masa indah bersama ibu, itu perlu. Tiada yang bisa kita lakukan saat sedang merindukan seoran...