Rabu, 28 Maret 2018

SEADA DAN ANDERSON

Seorang istri pengusaha di Washington tak sengaja
kehilangan tasnya di dalam rumah sakit di malam musim dingin.

Sang pengusaha tampak sangat gelisah, lalu berusaha mencarinya pada malam itu juga.

Karena di dalam tasnya tidak hanya berisi 100 ribu dolar AS atau sekitar Rp. 1.3 miliar, tapi juga ada informasi pasar yang sangat rahasia.

Ketika Anderson, si pengusaha tersebut, tiba di rumah sakit, dia melihat seorang bocah perempuan kurus sedang berjongkok.

Bocah itu tampak menggigil di sudut koridor rumah sakit yang sunyi sambil mendekap sebuah tas.

Si pengusaha langsung mengenali itu adalah tas isterinya yang jatuh.

Ternyata bocah bernama Seada ini, ke rumah sakit menemani ibunya yang sakit keras.

Ibu dan anak yang miskin ini, telah menjual semua barang-barang yang bisa dijual.

Uang yang terkumpul juga hanya cukup untuk biaya
pengobatan semalam.

Apabila tidak ada uang, maka besok akan didepak dari rumah sakit.

Malam itu, Seada yang tak berdaya mondar-mandir di koridor rumah sakit.

Dia menatap ke atas dan memohon kepada Tuhan, kiranya dia bisa bertemu dengan seseorang yang baik hati untuk menyelamatkan ibunya.

Tiba-tiba, tas yang terselip di bawah ketiak seorang wanita yang turun terburu-buru dari 
lantai atas jatuh tanpa disadarinya ketika melewati koridor rumah sakit.

Mungkin ia merasa masih ada sesuatu di bawah ketiaknya, sampai-sampai tidak sadar tasnya jatuh.

Saat itu hanya ada Seada sendiri di koridor.

Dia berjalan mengambil tas itu, kemudian bergegas berlari ke pintu mengejar si wanita itu.

Sayangnya wanita itu telah naik ke sebuah mobil dan berlalu dari hadapannya.

Seada kembali ke kamar pasien tempat ibunya dirawat.

Ketika dia membuka tas itu, ibu dan anak ini pun tercengang melihat tumpukan uang tunai di dalamnya.

Detik itu juga, terlintas dalam benak mereka kalau uang itu mungkin bisa digunakan untuk menyembuhkan sakit ibunya.

Namun, ibu Seada menyuruh putrinya itu mengembalikan tas itu ke koridor, menunggu pemiliknya datang mengambilnya.

Orang yang kehilangan uang itu pasti sangat cemas.

“Seyogianya yang harus kita lakukan dalam hidup ini adalah membantu orang lain, kita juga seyogianya ikut cemas dengan apa yang dicemaskan orang lain, dan hal yang paling tidak patut kita lakukan adalah serakah dengan harta yang tak jelas asal usulnya,” kata ibu Seada.

Anderson pun mendapatkan kembali tasnya. Dia terharu dengan perilaku bocah itu.

Anderson berupaya membantu perawatan ibu bocah itu.

Sayangnya meskipun Anderson sudah berusaha semaksimal mungkin, ibu Seada tak terselamatkan.

Dia meninggalkan anak perempuannya menjadi sebatang kara di dunia.

Anderson kemudian mengadopsi Seada, merawat dan
menyekolahkannya.

Setelah mendapatkan tasnya, Anderson bukan saja mendapatkan kembali 100.000 dollar AS miliknya, tapi yang terpenting adalah informasi pasar yang hilang itu akhirnya didapatkan kembali.

Itu membuat bisnis pengusaha itu seketika melonjak dan menjadi milyuner.

Seada yang telah diadopsi oleh Anderson sejak ibunya meninggal ketika itu, telah menamatkan kuliahnya dan membantu bisnis sang milyuner.

Meski Anderson belum memberikan tugas sebenarnya, namun dalam praktik jangka panjangnya, kecerdasan dan pengalaman Anderson telah memengaruhi Seada secara tidak langsung.

Hal itu menjadikan Seada sebagai sosok orang yang matang.

Saat memasuki usia senjanya, Anderson selalu meminta pendapat Seada mengenai pandangannya.

Detik-detik menjelang masa kritisnya, Anderson
meninggalkan sebuah surat wasiat yang mengejutkan. Begini bunyi surat itu :

“Saya sudah kaya sebelum mengenal ibu Seada. Namun, ketika saya berdiri di depan ibu dan anak yang miskin dan sedang sakit yang tidak tergoda dengan setumpuk uang yang dipungutnya itu, apalagi saat itu mereka sedang membutuhkan uang, saya merasa mereka bahkan jauh lebih kaya dari saya, karena mereka memegang teguh prinsip hidup yang mulia. Itu adalah prinsip yang sangat minim dimiliki pengusaha.”

“Harta yang saya dapatkan semuanya ini hampir berasal dari berbagai trik dan intrik. Adalah mereka yang membuat saya sadar bahwa modal hidup terbesar dalam hidup seseorang adalah perilaku.”

“Saya mengadopsi Seada bukan untuk balas budi, juga bukan karena simpati. Tapi saya mengundang sesosok tauladan. Dengan adanya dia di sisi saya, saya bisa mengingat hal mana yang pantas atau tidak dilakukan dalam bisnis. Inilah alasan pokok saya belakangan yang membuat usaha saya terus berkembang makmur, dan saya menjadi milyner".

"Setelah kematian saya, seluruh harta dan aset saya wariskan
pada Seada sebagai penerusnya. Ini bukan hadiah, tapi demi agar usaha saya bisa lebih gemilang, saya yakin putra saya yang pintar bisa mengerti dengan pertimbangan matang saya selaku ayahnya.”


Ketika putra Anderson pulang dari luar negeri, dia membaca dengan seksama surat wasiat ayahnya.

Dia segera tanpa ragu sedikit pun menandatangani persetujuan tentang surat warisan terkait harta termaksud.

“Saya setuju Seada mewarisi seluruh aset ayah saya. Saya hanya meminta Seada menjadi isteri saya,” katanya.

Melihat putra Anderson menandatangani surat persetujuan warisan tersebut, Seada merenung sejenak, lalu membubuhkan tandatangan.

“Saya terima seluruh harta maupun aset dari Anderson – Termasuk putranya.”


Sekarang, apakah anda telah menyadari dengan dalil sederhana di atas?

Jika Anda bersikap dingin pada orang lain, maka orang lain juga akan bersikap seperti itu.

Jika Anda sering mengkritik orang lain, Anda juga akan
mendapatkan banyak kritik.

Jika Anda selalu memasang muka cemberut, orang lain juga akan membalasnya seperti itu.

Semua yang Anda berikan, akan kembali kepada Anda.

Selama Anda selalu bersikap baik, Anda telah menang, singkatnya seperti yang dikatakan penyair, “Apabila anda membenci atau berperilaku buruk/jahat pada orang lain, maka dengan sendirinya anda juga akan mendapatkan balasan yang sama bahkan mungkin lebih dari itu.”

Sama seperti pribahasa yang berbunyi, “Apa yang kamu tanam itulah yang kamu tuai.”

Segala sesuatu yang anda lakukan pada orang lain itulah yang Anda lakukan pada diri anda sendiri.

Jadi jika Anda ingin mendapatkan sesuatu, maka anda harus membiarkan orang lain mendapatkannya dulu.

Jika Anda ingin berteman dengan seorang teman yang tulus, Anda harus bersikap/berteman tulus dulu padanya.

Jika anda ingin bahagia, maka bawalah sukacita pada orang lain.

Hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk diri sendiri adalah berbuat lebih banyak sesuatu yang baik untuk orang lain.

Sering kali, saat kita membantu orang lain, tidak berarti kita
akan kehilangan.

Tetapi justeru karena anda telah membantu orang lain, sehingga dengan demikian akan mendapatkan persahabatan dan teman.

Membantu orang lain sama dengan memberi sebuah jalan pada kita sendiri.

Dalam hidup itu seharusnya kurangi egois, lebih peduli pada orang lain, maka dunia kita akan penuh dengan cahaya dan pesona.

Hal yang perlu kita lakukan adalah:

1. Berterima kasih pada orang yang memberi anda kesempatan.

2. Berterima kasih pada orang yang memberimu kearifan.

3. Berterima kasih pada orang-orang yang menemanimu sepanjang jalan.


Ada beberapa hal yang bisa kita pahami seumur hidup, dan beberapa hal yang perlu seumur hidup kita untuk memahaminya.

Selalu dan teruslah berbuat baik, sekecil apa pun itu, pasti akan semakin dekat dengan kebahagiaan.

Selama niat kita baik dan selalu melakukan hal-hal yang baik, bekerja dengan tekun dan tidak berulah, pasti akan ada balasan yang positif, percayalah!

Semoga Tuhan selalu beserta kita.



Tikala Baru, 28 Maret 2018.

K A R M A

Karma seperti buah yang "TERGANTUNG" pada cabang pohon, menunggu "KEMATANGANNYA" ,
pada "WAKTU YANG TEPAT", pada "KONDISI YANG TEPAT".

Dan saat buah itu "MATANG", ia akan "JATUH" menghantam tanah dibawahnya.

Apakah "TIDAK ADA CARA untuk "MENGHAPUS KARMA BURUK ?"
Kita "TIDAK BISA" menghapus karma buruk, tapi bisa membuat "DAMPAK BURUKNYA" menjadi lebih ringan. Yaitu,
Perbanyaklah "BERBUAT KEBAJIKAN"

Seperti halnya segelas air garam yang sangat asin, jika
ditambah dengan air tawar, sampai gelas itu tak mampu lagi menampung dan air mulai berceceran keluar, lama kelamaan air yang asin akan mengalir keluar dan yang tersisa di gelas hanyalah air tawar saja.
Seperti itulah seharusnya yang kita lakukan dalam kehidupan kali ini.

Saat benih karma buruk belum berbuah,
seseorang akan menganggapnya manis bagaikan madu,
namun saat benih itu berbuah,
seseorang akan menderita.

Entah sudah berapa karma buruk yang telah kita lakukan. Kita lupa bahwa semua masalah berasal dari ulah kita sendiri. Akibatnya, ketika kita menuai hasil dari sebab, kita mengeluh dan mencari-cari kesalahan, namun tidak bisa membenahi diri.
Dan sekarang, di kehidupan ini, di saat kita berkesempatan, seharusnya kita banyak berbuat kebajikan untuk "MENGURANGI" karma-karma buruk kita.

Dan ingatlah, jika ada karma buruk yang terjadi, janganlah membalasnya, karena disaat kita membalasnya, disitulah "KARMA BURUK BARU" tercipta.

Ikhlas dan relakan saja, berpikirlah positif : "Ah, KARMA BURUKKU TELAH BERKURANG SATU ."
Mungkin kedengarannya sangat susah untuk dijalankan.
Seberapa banyak dari kita yang bisa "TETAP BAIK" dan bersahabat dengan orang yang telah "MENCURI", "MENIPU", "MENGANIAYA" dan "MEMFITNAH" kita?

Tapi pernahkan kita mencoba untuk tetap "BERTAHAN" dengan tidak "MEMBALASNYA", mencoba untuk "BERDAMAI" dengan perasaan kecewa dan marah?

Cobalah sekali saja, sabar dan berdiamlah, tutup rapat-rapat mulut kita disaat hendak marah, dan renungkanlah kata-kata ini :
"KEBENCIAN TIDAK AKAN PERNAH BERAKHIR APABILA DIBALAS DENGAN KEBENCIAN".
"KEBENCIAN BARU AKAN BERAKHIR BILA DIBALAS DENGAN TIDAK MEMBENCI".

Kebencian membawa kerugian yang besar,
Kebencian mengacaukan dan melukai pikiran,
Bahaya menakutkan ini ada dalam batin kita,
Kebanyakan orang tidak mengetahuinya.

Orang yang batinnya tercemar,
Ia tidak mengetahui hal-hal yang baik,
Dan tidak melihat hal-hal sebagaimana adanya.
Bila seseorang yang batinnya diliputi kebencian,
Hanyalah kegelapan dan kesuraman yang di alaminya.

Semoga semua makhluk berbahagia 🙏🙏🙏
Selamat pagi.


Tikala Baru, 28 Maret 2018.

Kamis, 01 Maret 2018

SEMANGAT PENGAMPUNAN UNTUK KEBERSAMAAN

Seorang pria menikahi seorang gadis cantik.
Dia sangat mencintainya.
Suatu hari sang istri mengalami penyakit kulit.
Perlahan-lahan dia mulai kehilangan kecantikannya.

Kebetulan suatu hari suaminya pergi untuk tur ke luar kota. Ketika kembali ia mengalami kecelakaan dan kehilangan penglihatannya, namun kehidupan pernikahan mereka terus berjalan seperti biasa. Tapi seiring hari berlalu, sang istri kehilangan kecantikannya secara bertahap.

Suami buta tidak menganggapnya dan tidak ada perbedaan dalam kehidupan pernikahan mereka.
Dia terus mencintainya, demikian juga sang istri juga sangat mencintainya.

Suatu hari sang istri meninggal.
Kematiannya membawa kesedihan yang mendalam bagi sang suami.
Dia menyelesaikan acara penguburan dan ingin meninggalkan kota itu.

Seorang pria dari belakang menyapa dan mengatakan, sekarang bagaimana Anda akan menjalani semuanya sendirian?
Selama ini istri Anda biasanya membantu Anda.
Dia menjawab, sebenarnya saya tidak buta, saya berpura-pura, karena jika dia tahu aku bisa melihat keburukan dirinya, itu akan menyakitkan dirinya lebih dari penyakitnya. Jadi saya pura-pura buta.
Dia adalah seorang istri yang baik, Aku hanya ingin membuatnya bahagia.

==========

Terkadang bagus bagi kita menutup mata dan mengabaikan kekurangan orang lain agar supaya selalu menjadi bahagia.

Tidak peduli berapa kali gigi menggigit lidah, mereka masih tinggal bersama dalam satu mulut.
Itulah semangat PENGAMPUNAN.

Meskipun kedua mata tidak melihat satu sama lain, mereka melihat hal-hal bersama-sama, berkedip secara bersamaan dan menangis bersama-sama.
Itulah KESATUAN.

Semoga Tuhan memberikan kita semua semangat pengampunan dan kebersamaan.

1) Sendirian, saya bisa 'berkata', tetapi bersama-sama kita              bisa 'berbincang'.
2) Sendirian, saya bisa 'menikmati', tetapi bersama-sama kita        bisa 'merayakan'.
3) Sendirian, saya bisa 'tersenyum', tetapi bersama-sama kita        bisa 'bersenda gurau'.

Itulah keindahan hubungan manusia.
Kita bukanlah apa-apa tanpa satu sama lain.
Tetaplah saling terhubung.

Silet cukur itu tajam,
tetapi tidak dapat memotong pohon.
Kapak itu kuat tapi tidak bisa memotong rambut.

Pesan Moral:

Semua orang penting menurut tujuan uniknya masing-masing.
Jangan pernah memandang ke bawah (rendah) kepada siapa pun, kecuali kalau kita mengagumi sepatu mereka.

Sediakan waktu untuk hidup dalam Komunitas, hidup ini anugerah, jadikan hidup kita signifikan (berdampak buat banyak orang).
The best is yet to come. (Yang Terbaik pasti datang dalam hidup kita).
Amin. Tuhan Memberkati.

Fiat Lux !

Tikala Baru, 1 Maret 2018.

H A N Y A R I N D U

 Sesekali merenung, menggali kenangan tentang masa indah bersama ibu, itu perlu. Tiada yang bisa kita lakukan saat sedang merindukan seoran...